Sabtu, 04 November 2017

BULU PERINDU PULAU KARAM

Bulu Perindu Pulau Karam Tanjung Atap Sumsel

Malam itu,,
Malam Jum'at purnama. Cahaya bulan menerangi gulita bersama gemericik hujan. Tepat jam 1 malam,sayup2 terlihat dari jembatan Impres. Diseberang sana rimbun hutan di kegelapan. Hutan itu dinamakan pulau karam. Wilayah yang terkenal begitu angker. Konon kabarnya disitu ada bulu perindu dua alam.
Dengan rasa penasaran,saya memberanikan diri mengayuh perahu sampan,menuju pulau karam. Hampir setengah jam perjalanan naik perahu dari daerah puno Rajo sampai ke pulau karam. Terkadang dalam perjalanan,didepan perahu dari dalam air muncul gelembung busa panjang beraturan sekitar 4meter. Yang menandakan buaya jejadian merasa terganggu dengan lewatnya perahu saya. Tak berapa lama saya ingat kata semula jadi untuk membungkam buaya tersebut, Alhamdulillah akhirnya sampai juga di pulau karam.
Setibanya di pulau karam,langsung mencari makam yang katanya sering berpindah sendiri. Menit demi menit saya haturkan doa penerawangan untuk mencari keberadaan makan tersebut, sebab bulu perindu dua alam katanya terletak didekat area makam yang sering berpindah sendiri tersebut. Hampir satu jam lamanya saya membaca hizib penerawangan, akhirnya terlihat tak jauh dari saya sinar kekuningan benderang dibawah pohon trembesu rindang. Setelah saya dekati ternyata dibawah sinar itulah,letak makam yang katanya sering berpindah.
Kemudian langsung saya wiridkan asma barhatihin untuk menembus pusaran dimensi lain yang ada didekat makam itu. Tak lama berselang, badan terasa kian berat dan kaku. Muncul sinar putih (seperti hologram) dari belakang leher. Menandakan pecah raga berjalan mulus. Dengan fisik yang masih mematung kaku, badan yang telah memecah tadi memasuki pusaran portal yang ada didekat kuburan. Masuklah saya ke dimensi lain, terlihat wilayah yang terang benderang. Semua yang ada di dimensi itu mengeluarkan cahaya. Saya pun lupa kalau itu malam hari,bukan siang hari (sanking terangnya).
Pas di alam lain tersebut, saya diserang sepasang ular yang begitu panjang,, melebihi tiang listrik. Ular tersebut memiliki mahkota silver berukir. Sepasang ular itu kemudian melilit tubuh saya yang kurus menjadi tidak berdaya. Dari pada terjadi hal-hal yang tidak-tidak, akhirnya terpaksa saya serang ular tersebut memakai hizib ab*******. Ular tersebut pun akhirnya melemah dan berubah menjadi sepasang bulu perindu. Dan tiba-tiba saya telah berada diatas perahu, Dekat pulau karam. Waktu telah penunjukkan pukul setengah empat subuh. BERSAMBUNG....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar